PENGARUH BERAT DAN PANJANG BADAN LAHIR RENDAH TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN

Authors

  • Bisyaarotul Waafiroh Politeknik Kesehatan Ummi Khasanah
  • Elfrida Iriyani
  • Ardhitya Sejati

DOI:

https://doi.org/10.48092/jik.v10i1.216

Keywords:

Panjang Badan Lahir, Berat Badan Lahir, Stunting

Abstract

Kejadian stunting menurut WHO (2020) sebesar 23,1%, di Indonesia (2021) sebesar 24,4%, di DIY (2021) sebesar 19%, di Kab. Bantul (2021) sebesar 8,36% dan di wilayah Srandakan (2022) sebesar 12,93%. Pencegahan stunting balita harus ditingkatkan mengingat kejadian tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembanan anak di usia dewasa. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui prevalensi BBLR, BBL normal, panjang lahir rendah, panjang lahir normal kejadian stunting dan mengkaji hubungan berat dan panjang badan lahir terhadap kejadian stunting. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan desain case control. Populasi penelitian adalah seluruh anak usia 1-5 tahun di Kelurahan Trimurti tahun 2022. Besar sampel adalah 92 anak yang dibagi menjadi kelompok kasus 46 anak dan kelompok kontrol 46 anak. Pengumpulan data menggunakan data sekunder e-PPGBM di Puskesmas Srandakan. Hasil penelitian dianalisa melalui uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi BBLR adalah 5,4% dan berat lahir normal adalah 94,6%. Prevalensi panjang lahir rendah adalah 44,6% dan panjang lahir normal adalah 55,4%. Tidak ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian stunting (p-value 0,117 OR 1,53) dan ada hubungan antara panjang badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 1-5 tahun di Kelurahan Trimurti Kapanewon Srandakan tahun 2022 (p-value 0,007 OR 3,95). Kesimpula dari penelitian ini adalah pemerintah maupun masyarakat dapat mengupayakan pencegahan stunting dengan memantau dan memberikan intervensi mulai dari remaja sebelum menikah, ibu hamil sampai anak balita.

 

Kata kunci: Berat badan lahir, panjang badan lahir, stunting

Downloads

Published

2023-12-30